Kamis, 28 April 2011

TERNYATA AKU SANG PENIPU TUHAN

Share
Ternyata Aku Sang Penipu Tuhan.jpgIlmu sangatlah penting didalam kehidupan kita, yang membuat orang mulia juga karena ilmu , apapun disiplin ilmunya, tetap intinya adalah membentuk akhlakul karimah,

Maka yang dimaksud Akhlaqul Karimah itu apa ?

Perpaduan antara perbuatan lahir dan batin yang baik itulah yang dimaksud Akhlaqul Karimah.

Jadi apabila orang mempunyai ilmu walaupun setinggi langit akan tetapi tidak  mempunyai akhlakul karimah /tata karma/sopan santun/adab berarti ilmu itu tiada manfaat, walaupun kita sebagai seorang intelektual, sebagai seorang yang alim akan tetapi tidak mempunyai tata karma ilmunya tiada manfaat.

Dalam hal ini mari kita koreksi sedalam-dalamnya didalam diri kita, dimana kita semakin tambah usia, menelaah ilmu kemana-mana sudah beradabkah kita ? sudah berakhlakkah kita ? terutama beradab kepada Alloh, beradab kepada Rasululloh, beradab, kepada ayah ibu kita, maupun beradab kepada sesama manusia, bahkan kepada makhluk jamial alamin. Maka dari itu betapa pentingnya menjaga sopan santun terhadap semua orang.


"Memelihara kesopanan ini harus diutamakan, sebelum melaksanakan perintah"

Jadi adab ini tidaklah mudah, merupakan suatu hidayah yang sangat agung, tidak semua orang bisa mempunyai adab sopan santun, banyak diantara kita yang alim pulang dari pondok tapi malah tidak memiliki tata karma, inginnya agar bisa dihormati orang lain apalagi orang yang sudah mencapai pimpinan pasti inginnya dihormati dan tidak mau dibawah.

Oleh karena itu apabila kita ingin mengukur diri kita ini cukup dilihat dari perbuatan lahir dan batin kita. Kalau antara lahir dan batin tidak sama itulah yang disebut munafik.

Maka kalau kita ini benar-benar beradab ini bisa menghadap kepada Alloh, makanya orang yang tidak mempunyai adab pasti sholatnya tidak khusyu'. Tapi sholatnya kalau sopan ini pasti akan bisa mengahadap dengan khusyu'.


Bagaimana dengan kita ? sudah beradabkah kita ? Jangan menipu Tuhan, karena Tuhan Maha Tahu !

Orang yang beradab dia tidak pernah merasa, baik merasa pandai, merasa alim, merasa diatas unggul lebih dari orang lain, karena dia sadar dan mengetahui bahwa semua tanpa kehendakNya tidak akan mungkin terjadi "Laa haula walaa quwwata illa billah".

Seseorang yang diangkat derajatnya oleh Alloh sebab karena adabnya yang baik, dan dan sebab seseorang diturunkan derajatnya juga sebab karena adabnya yang buruk. Rosululloh sendiri menempati kedudukan tertinggi dan termulia juga karena akhlaqnya yang terkenal luhur. dan Alloh memberkan pujian didalam Al-Quran Al-Qalam ayat 4 :


"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung"

inilah menjadikan sebabnya Rosululloh diutus untuk mendidik dan membimbing manusia agar mempunyai budi pekerti yang luhur.


"Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur" (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim).

Maka orang yang telah mempunyai tatakrama dan sadar kepada Alloh otomatis di diberi kesabaran. Dan sabar ini sangat diperlukan, karena kesabaran inilah yang merupakan benteng untuk menghadapi krisis permasalahan dijagad raya yang penuh dengan keangkuhan dan kepongahan ini.


Pernah tejadi didalam sejarah

Suatu hari, Rasululloh saw bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika bercengkrama dengan Rasululloh, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasululloh. Melihat hal ini, Rasululloh tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasululloh kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasululloh beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasululloh yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata,"Wahai Rasululloh, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!"

Rasululloh menjawab,"Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnaan lalu mencelamu, kulihat tenang, diam dan engkau tidak membalas, aku bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun kepadamu, kepada ALLOH SWT. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya."

Setelah itu menangislah abu bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang terselubung.

Maka dari itu kita bersama-sama mengoreksi diri, bagaimana dengan diri kita ? kita datangkan rombongan-rombongan iblis dengan membalas cacian, fitnaan yang datang pada diri kita atau dengan kesabaran kita datangkan rombongan malaikat yang siap memohonkan ampun kepada kita. Tergantung akhlaqul karimah yang tergantung didalam hati kita.

Mudah-mudahan pembahasan pengajian kitab al-hikam kali ini bisa menggugah hati yang yang keras menjadikan hati yang benar-benar lunak, sabar menghadapi segala problema yang kita hadapi didunia ini. Allohumma Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar